Suntuk
Pembicaraan bulan April 2005
R## : Kapan kamu mesti selesai studi?
Ine : November 2006, bos.
R## : (berfikir keras) Sepertinya tidak mungkin
Ine : Kalau gitu September atau Oktober 2006 aja gimana? (Percaya diri)
R## : (Melotot)
Pembicaraan bulan ini
Ine : Bos, mhm… bisa tidak saya minta perpanjangan beasiswa, bos (menunduk malu-malu)
R## : Berapa lama?
Ine : 6 bulan (menunduk semakin dalam)
R## : 6 bulan? (meneliti progress report). I think it will be at least 8 months.
Ine : (suntuk mode on)
So here I am now. Suntuk, frustasi, menyesal juga mungkin dan mulai menyalahkan diri sendiri. Kalau dihitung-hitung saya mungkin liburan dan field trip terlalu banyak (5 minggu field trip ke Indonesia tahun 2004, 1 minggu jalan-jalan kesana-kesini, 3 minggu liburan lagi ke Indonesia tahun 2005, training di Würzburg 2 minggu, fieldtrip ke Kroatia 2 minggu, married dan honeymoon 2 minggu, ke Turki 1 minggu, 3 minggu pergi liburan ke Indonesia lagi tahun 2006, persiapan ujian persamaan 4 minggu). So kalau ditotal-total 22 minggu, 5 bulan lebih. Wuihhhh… . Tapi pembelaan dirinya, kalau tidak pulang saya bisa lebih stress dan hasilnya sama saja kok.
Tapi seminggu itu saya jadinya stress berat. Tidak bisa tidur, sering teriak-teriak kalau lagi tidur (menurut teman sekamar saya ;) entah lah itu mimpi apa), tidak enak makan, malas masak selama seminggu, sempat sakit segala. Kalau buat si akang, saya tetap memaksakan masak makanan vegetarian buat dia tapi makanan buat saya sendiri yang terabaikan. Sebenarnya bukan masalah lulus lebih lama yang jadi masalah, tapi karena peraturan tidak boleh hamil selama bekerja di lab yang membuat saya stress. Terus terang jam biologis saya sejak satu tahun yang lalu sudah berdenting keras dan rencana yang telah disusun kembali harus tertunda lagi. Entahlah sampai kapan. Saya kan sudah tua, bhwa…. Hiks. Sekarang karena saya sekarang sering uring-uringan, rada moody, sensitif, makan sedikit (biasanya sih rewog) teman-teman di kampus malah menuduh saya hamil. Aneh.
R## : Kapan kamu mesti selesai studi?
Ine : November 2006, bos.
R## : (berfikir keras) Sepertinya tidak mungkin
Ine : Kalau gitu September atau Oktober 2006 aja gimana? (Percaya diri)
R## : (Melotot)
Pembicaraan bulan ini
Ine : Bos, mhm… bisa tidak saya minta perpanjangan beasiswa, bos (menunduk malu-malu)
R## : Berapa lama?
Ine : 6 bulan (menunduk semakin dalam)
R## : 6 bulan? (meneliti progress report). I think it will be at least 8 months.
Ine : (suntuk mode on)
So here I am now. Suntuk, frustasi, menyesal juga mungkin dan mulai menyalahkan diri sendiri. Kalau dihitung-hitung saya mungkin liburan dan field trip terlalu banyak (5 minggu field trip ke Indonesia tahun 2004, 1 minggu jalan-jalan kesana-kesini, 3 minggu liburan lagi ke Indonesia tahun 2005, training di Würzburg 2 minggu, fieldtrip ke Kroatia 2 minggu, married dan honeymoon 2 minggu, ke Turki 1 minggu, 3 minggu pergi liburan ke Indonesia lagi tahun 2006, persiapan ujian persamaan 4 minggu). So kalau ditotal-total 22 minggu, 5 bulan lebih. Wuihhhh… . Tapi pembelaan dirinya, kalau tidak pulang saya bisa lebih stress dan hasilnya sama saja kok.
Tapi seminggu itu saya jadinya stress berat. Tidak bisa tidur, sering teriak-teriak kalau lagi tidur (menurut teman sekamar saya ;) entah lah itu mimpi apa), tidak enak makan, malas masak selama seminggu, sempat sakit segala. Kalau buat si akang, saya tetap memaksakan masak makanan vegetarian buat dia tapi makanan buat saya sendiri yang terabaikan. Sebenarnya bukan masalah lulus lebih lama yang jadi masalah, tapi karena peraturan tidak boleh hamil selama bekerja di lab yang membuat saya stress. Terus terang jam biologis saya sejak satu tahun yang lalu sudah berdenting keras dan rencana yang telah disusun kembali harus tertunda lagi. Entahlah sampai kapan. Saya kan sudah tua, bhwa…. Hiks. Sekarang karena saya sekarang sering uring-uringan, rada moody, sensitif, makan sedikit (biasanya sih rewog) teman-teman di kampus malah menuduh saya hamil. Aneh.
Comments
wawwww bener juga tuh cuti meluluuu huahahaha...saya mah cuti taun lalu ge masih 15 poe, bukan sok rajin sih, da teu kamana2 di imah ge stress hihihi..
eh saya jadi serem eta ujian persamaan, bisa ditanyakan kah, gimana kalo saya nanti pindah? sieunnnn
(masih belum bisa kontak AAA nya)
(Ine)
Mbak, resep tajilnya dong!
(Ine Dewi)
Peraturan gak boleh hamil selama bekerja di lab teh peraturan dari scholarship atau dari labnya? kejam nian... Soalnya beberapa temen di Jerman ada kok yg hamil selama doktorand....
Cepet lulus deh ya teh :)
BTW, teh Ine inget mbak Inar kan? sekarang tinggalnya di deket Marburg. Mix couple juga.
Iya emang teganya-teganya-teganya.....
DAAD sih ngga ngelarang, cuman peraturan dari uni (sicherheitbelerung or whatever we name that). Dulu ada kolega anak Sudan, anak DAAD juga, yang diexpell dari lab gara-gara hamil dan pulang kampung jadinya. Tapi setelah anaknya lahir, dia nerusin penelitian jadi cuman difreeze aja scholarshipnya...
Doain aja ya....
Ine
PS. Mbak Inar teh di Trier bukan? pernah denger kabarnya dr Yulia
--> ditulis sama yg pengen s3 tapi ga kesampeian karena ga tega menduakan anak dengan sekolah hihihihi.