Kisah Lebaran (new version)

Sabtu 21 Oktober 2006

Sepupuku datang hari ini. Senang deh. Untung tirainya udah beres dipendekkin, jadi ngga ngambay kemana-mana. Dan kami berdua, aku dan Arnulf udah nyobain ngeset dua single bed di kamar tamu kami yang memang super mungil. Alhamdulillah muat. Sepupuku membawa seorang teman dari Deventer, Belanda.

Pukul 10.30 kami akhirnya bertemu di depan Pizza Hut dengan baunya yang menggoda (waaaaa….masih puasa), terus langsung pulang ke rumah dulu menurunkan muatan lah. Kasihan kan kalau musti jalan-jalan tapi ngegembol barang kemana-mana.

Sesudah pulang, kami jalan-jalan ke kota, biasa lah. Ngeliat-liat sungai Rhein dan jalan-jalan di kota. Biasa lah, standard kalau aku membawa turis ke Düsseldorf. Dan kebetulan aku juga jadi bisa beli baju eh sepatu lebaran, hehehe…. . Gak tau kenapa sepatu boot yang saya punya selalu jebol sebelum setahun. Dan mata kaki saya kebetulan gampang geser. Biasa lah pemain basket amatir waktu SMA dan kuliah, mainnya gak bisa tapi jatuhnya sering banget, jadi aja nasib kakiku jadi begini. Harusnya dulu itu diasuransikan ya. Hihihi… emangnya model. Jadi kalau sepatunya gak nutupin mata kaki, kalau jalan terlalu jauh suka ujug-ujug terkilir dan ujung-ujungnya harus dibebat. Kalau di Indo sih enak, sepatunya banyak yang model warrior, jadi bukan sepatu boot tapi nutupin mata kaki. Tapi disini jarang ada, jadi solusinya ya cuman pakai sepatu boot itu. Meski sampai sekarang ditotal aku udah ngerusakin 3 sepatu boot selama 3 tahun. Borosssss…. Dan Ainun, sepupuku dan temanku Ully juga pengen beliin sepatu buat oleh-oleh untuk keluarga tercinta.

Sesudah jalan-jalan sekitar 5 jam sampai pergelangan kakiku kayaknya hamper geser, kami pergi ke rumah mbak Yulis, orang Indo yang tinggal di Duisburg untuk buka puasa bersama. Wah, seru…. Makanannya banyakkkkkkk dan enak tenan, dari mulai soto Padang, dendeng Balado, ayam goreng dan salad. Bisa ditebak kan mbak Yulis orang mana? Kalau desertnya sih berlimpah ruah sampai kami bungkus ke rumah. Rada malu juga sih karena bawa segala belanjaan, ketauan beli baju lebaran hehehehe… tapi ya untungnya aku sih ngeles cuman nganterin orang Belanja. Sorry ya, Ainun.

Mbak Yulis ini baru punya anak kembar, lucuuuuu banget… sampai pengen rasanya pas dia meleng bawa pulang satu hihihihi…. . Kembarnya ngga identik, yang perempuan namanya Sayla dan yang laki-laki namanya Agna. Aku sih berapa kali bilang sama si akang kayaknya enak ya punya anak kembar (pesan yang tersembunyi: pengen punya bayi kembarrrr). Sekali hamil, dapatnya dua. Dan senang kalau liat dorongan bayi kembar di baby shop…ih cuteeee banget. Tapi si akang bilangnya satu-satu dulu aja. Lagian ga mungkin juga kali ya, kami berdua gak punya turunan punya anak kembar.

Sepupuku Ainun dan temannya Ully kayaknya bahagia banget dibawa ke buka puasa bersama. Mereka sih udah home sick banget, baru 2 bulan tinggal di Deventer. Mereka kan tanya kapan homesick itu bakalan berlalu. Aku sih bilang setahun pertama yang paling berat, selebihnya agak mendingan kok. Tapi mereka jadi semakin panik, karena mereka cuman tinggal disini selama 1 tahun. Jadi selama setahun full time dong mereka bakalan homesick banget. Sampai lupa kalau mereka mengambil master program, jadi paling lama ya 14 bulan, hihihihi…. Sorry ya…

Si Akang gak dateng, karena kita hari ini ada dua undangan. Jadi bagi-bagi tugas gituh. Dia cerita pestanya asik juga (baca: berarti ada menu vegetarian disana), kalau pulang-pulang cemberut itu berarti gak ada menu vegetarian disana.

Minggu 22 Oktober 2006

Hari ini seharian masak buat lebaran.

Photobucket - Video and Image Hosting

Menunya tentu vegetarian dan non vegetarian.
Vegetarian: lontong sayur dan rendang kentang
Non Vegetarian: Sate sapi (sedihnya gak kebagian kambing di toko Turki, hiks), Ayam bakar bumbu rujak, gulai iga sapi nangka.
Sebenarnya sih rencana semula adalah plus gado-gado Bangkok dan macaroni schotel. Tapi setelah masak 6 jam, aku baru sadar kalau kayaknya rencanaku itu terlalu ambisius hihihi...

Photobucket - Video and Image Hosting

Ayam Bakar Bumbu Rujak


Photobucket - Video and Image Hosting

Sate sapi

Photobucket - Video and Image Hosting
Gulai Iga Sapi Nangka

Photobucket - Video and Image Hosting

Lontong sayur (vege)

Si Akang seharian di kamar, kasihan dia karena tidurnya malam banget. Kami berdua tidak bangun sahur. Kalau aku pribadi sih udah biasa ngga sahur, hehehehe…. Tapi si akang mah rada-rada gak mungkin kalau puasa dengan normal kalau gak sahur. Jadi seharian bakalan di tempat tidur terus dan agak bad mood, meski tetap puasa. Terbukti aja sakit kepala seharian dan jadinya rada-rada sensi gitu.

Tapi soal sahur aku emang ngerasa berdosa banget sama si akang sepanjang Ramadhan ini. Terus terang aku itu orangnya keblukkkk banget. Susah bangun sahur, apalagi kebiasaan tidur larut yang susah dihilangkan (minimal jam 12 malam) dan aku lebih tahan gak makan daripada gak tidur cukup. Jadi biasanya sebelum tidur aku biasanya menunjukkan tempat2 dimana makanan vege dia tersimpan dan tinggal dipanaskan pada saat sahur. Dan pesan supaya aku jangan dibangunin pas sahur. Dan kejadian itu seringggg banget, meski aku dengar pas dia mengendap-ngendap buat makan sahur. Mungkin aku cuman 6 hari ikutan sahur ama dia, meskipun puasanya sih komplit. Ibuku juga ampe rada-rada menegur gitu pas aku ketahuan gak pernah nemenin Arnulf sahur. Kalau aku musti jadi istri yang binangkit. Aduh, maaf ya Schatzi… moga-moga Ramadhan yang akan datang gak begitu lagi deh, versprochen….. .

Senin 23 Oktober 2006

Bingung soal hari raya, mau pilih hari Senin atau Selasa. Keputusan dari si Akang akhirnya adalah memilih lebaran pada hari Senin, soalnya lebih cepat hihihi... ngga ding berdasar mesjid tempat dia biasa shallat Jumat. Jadi pas pagi-pagi kami buru2 pergi ke mesjid buat shallat Ied. Si akang pergi sendiri, kami bertiga naik bis. Malangnya jalanan macet banget karena ada kecelakaan di tunnel. Sampai 15 menit terlambat, gak kebagian shalat Ied bhwaaaaaa….hiks. Tapi Alhamdulillah si akang mah kebagian shallat Ied. Tapi ya kami bertiga sempat makan makanan kecil dan minum teh bareng peserta shalat Ied yang lain.

Pulang shalat Ied, aku, Ainun, Ully dan Amal pergi jalan-jalan ke tepi sungai Rhein di Altstadt Düsseldorf. Di tepi sungai, Ainun dan Ully foto-foto di spot-spot bagus di sungai Rhein, sementara aku dan Amal hanya duduk-duduk di kursi sambil merenung memandangi sungai Rhein dan membayangkan 4 Idul Fithri yang telah kami lewati di Jerman, bhwaaaaa…. Hiks.
Anak-anak kami tinggal di Altstadt, sementara kami makan siang di rumah mbak Triana. Ada sambal goreng ati dan sate kambing, akhirnyaaaaa…. . Terus buru-buru ke kampus karena ada sidang S3nya seorang kolega dari Indonesia.

Anak-anak akhirnya kujemput di Hauptbanhof jam 17.00 dan kami buru-buru pergi lagi karena ada undangan di tempatnya seorang ibu dari Indonesia. Makan-makan lagiiiii… Aku rada seram juga sebenernya, karena puasa berat badan turun 2 kg takutnya nanti naiknya malah lebih banyak.Nanti gimana nuruninnyaaaaaa…. .
Pas pulang asyik deh kami duduk di ruang TV, bongkar-bongkar belanjaan, saling mengomentari belanjaan masing-masing. Ih, lucuuuuu… dasar wanitaaaa. Arnulf cuman kebagian geleng-geleng kepala aja ngeliat kelakuan para wanita ini. Terus ngobrol lama banget diskusi macam-macam sama Arnulf juga.

Selasa 24 Oktober 2006

Sambungan telefon ke Indonesia jelek, sedih banget. Jadi mau silaturahmi dan memohon maaf sulitnya minta ampun, jadinya malah cuman halo-halo doang di telefon. Mungkin salurannya sibuk banget ya. Biasanya lebaran-lebaran lalu dibela-belain telfon jam 2 malem waktu Jerman tetapi berhubung aku lagi flu berat, susah banget bisa bangunnya. Akhirnya baru jam 8-an telfon.

Anak-anak minta diantar ke Ikea, sebenarnya aku agak heran juga karena bukannya Ikea di Belanda juga ada. Ternyata mereka mau beli kenang-kenangan buat aku, berupa hiasan dinding (lukisan pemandangan warna biru yang bikin aku tergila-gila pada pandangan pertama pula) buat dipasang di rumah. Hua..... jadi terharu dan sedih juga karena mereka mesti pulang hari ini. Pulang dari Ikea ada acara silaturahmi di tempat salah satu kolega di kampus, setelah itu mengantar anak-anak ke statsiun.

Malamnya sehabis dari kampus ada teman pengajian namanya mbak Meta yang mengundang kami makan malam di rumahnya dalam tema lebaran tentu saja. Anaknya Pasha lucu banget, dia udah bisa gerakan shallat meski baru 2 tahun lebih umurnya. Dia masak rendang enak banget, dan ada peuyeum juga. Waaaaaa....

Photobucket - Video and Image Hosting


Photobucket - Video and Image Hosting

Pasha belajar shallat

Keinginan punya anak kembar agak teredam begitu melihat ternyata tidak gampang membawa anak kembar dengan stroller atau dorongan bayi kembar masuk ke dalam tram, karena di tram keluaran zaman dahulu di depan pintu ada pasak yang membuat stroller tidak cukup untuk melewatinya, jadi harus menunggu tram baru yang lewat. Langsung telefon si Akang (dia gak dateng karena kerja di institut sampai malam) dan bilang, kayaknya mendingan anaknya satu-satu aja ya.... Dia langsung bingung.

Rabu, 25 Oktober 2006

Terkadang harga diri itu ditempatkan manusia pada proporsi, tempat dan waktu yang salah. Seorang kenalan saya pernah mengatakan, bahwa bagi dia kekayaan, jabatan, kemashuran dan harta benda tidak penting. Harga diri adalah satu-satunya yang ia miliki dan yang akan ia pertahankan sampai titik darah penghabisan. Tidak akan ada yang bisa menyalahkan pendapat tersebut, tetapi bagaimana bila keluarganya sendiri yang ia sangat cintai ia anggap mencoreng harga dirinya, mempermalukan nama baiknya. Itu akhirnya terjadi pada salah satu anaknya yang katakanlah melakukan kesalahan dan mencoreng harga dirinya. Dan ia tidak bisa menerima kejadian tersebut, mengusir dan tidak menerima anak itu kembali meskipun anaknya meminta maaf dan memohon ampun berulang kali. Manakah yang seharusnya lebih penting cinta atau harga diri? Pilihan yang sulit, apalagi untuk orang yang telah berpendapat bahwa harga diri itu adalah segala-galanya.

Demi harga diri pula banyak orang putus hubungan, bermusuhan, gelap mata, kehilangan segala-galanya. Bisa terjadi. Harga diri memang sangat penting, tidak ada yang bisa membantah tetapi alangkah lebih baiknya bila kita bisa menempatkan harga diri kita dalam proporsi, tempat dan waktu yang tepat.

PS. Hari ini copy darat sama Ophi. Bisa dilihat di sini http://liburanhemat.blogspot.com/2006/10/menjemput-impian.html Lucu juga ngeliat orang yang selama ini hanya kita lihat di blog tiba-tiba jadi nyata. Dibawain terasi lagi. Makasihhhhh ya.

Seorang teman lama Yulia datang ke Jerman dan menyempatkan diri buat nginep di rumah. So untung tirainya udah kujahit kan???? Seru deh ngobrol sampai malam, cerita tentang nostalgia waktu kita masih muda kekekekeke....

Sabtu 28 Oktober

Pilek berattttt, tapi udah janji mau pergi ke Bonn sama anak-anak yang lain karena ada undangan halal bihalal disana. Dan ketemuan lagi sama Ophi. Gak pernah ketemu, sekalinya ketemu dua kali seminggu, huibattt. Lagian kesempatan buat liat-liat kota Bonn juga. Kerennnn juga uni dan kotanya.
Ibu dan bapak yang mengundang kami orangnya buaaaaiiiiik sekali. Mereka sudah tinggal lebih dari 30 tahun di Jerman. Sebenarnya rencana orang-orang yang mau datang 20 orang, tapi karena satu dan lain hal yang datang hanya bisa 3 keluarga. Kalau aku sih curiganya mereka pada sibuk masak buat mempersiapkan halal bihalal besar di Duisburg pada hari Minggu. Soalnya pas aku coba-coba telefon, jawabannya adalah belum goreng lumpia dsb. Mana lumpianya 100 buah pula. Tapi rugi banget deh, karena di Bonn itu makanannya berlimpah ruah. Ada kimlo, ikan acar kuning, perkedel jagung, tempe goreng, rendang, sambal goreng tahu udang, asinan, belum cemilan seperti onde-onde, nastar dan kastengels. Ada leunca pula.
Ibu Dewi orangnya ramah, dan baik banget. Orang Sunda pula, sama dengan saya. Dalam kasus aku bahasa Sunda ini agak aneh. Karena biarpun orang Sunda aku belajar bahasa Sunda pada usia 12 tahun (pas SMP) sampai SMA. Jadi kadang kalau pulang ke Indonesiapun harus menunggu sekitar 3-4 hari untuk membiasakan diri berbicara bahasa Sunda lagi. Tapi sekalinya udah biasa susah distop lagi. Di rumah bu Dewi pada saat aku bicara Sunda, rasanya kagok tapi setelah sejaman mulai lancar lagi. Tetapi parahnya sampai pulang ke Düsseldorf susah sekali untuk berhenti menggunakan bahasa Sunda padahal teman seperjalanan kan bukan orang Sunda.

Photobucket - Video and Image Hosting

Pas pulang ada insiden bungkus-membungkus yang membuat aku jadi rada malu, hihihi.... Tuh, Phi saya tulis. PakPriyatna itu baik sekali dan tak henti-hentinya membekaliku dengan segala makanan dan minuman, sampai sudah keluar rumah pun masih dipanggil kedalam lagi untuk membungkus leunca yang masih menggantung dengan indahnya di pohon. Ibu-ibu yang lain hanya ketawa-ketawa saja melihat itu. Sampai saya bertanya-tanya dari semua ibu-ibu yang ada di ruangan itu mungkin hanya aku saja yang kelihatan paling rakus, hihihihi... .
Kita tukeran topi, topi ini bakalan dituker lagi pas Ophi pergi ke Düsseldorf lagi rabu depan buat liat-liat rumah masa depan, hehehehe.... Ih, keren ya topi si Ophi kalau dipakai sama sayah hehehehe...... .

Photobucket - Video and Image Hosting

Photobucket - Video and Image Hosting

Pas pulang kan dijemput si akang di rumah pak Edi. Dia baru pulang ngajar selam. Aku sengaja pamerin topinya Ophi. Komentar dia : keren juga, tapi kamu belanja banyak atau ngga di Bonn? (disangkainnya topi ini cuman salah satu hasil shopping aku di Bonn). Karena kebiasaan aku kalau beli barang baru juga begitu, supaya dia gak terlalu schock jadi aku pamer-pamerin dulu. Kalau dia bilang bagus, aku pasti bilang jadi gak papa kan aku shoppingnya banyak juga, kan semuanya keren dan cocok buat saya. Tapi dalam kasus ini kan lain. Ih, suudzon. Padahal di Bonn aku gak beli apa-apa kok, swear...

Minggu 29 Oktober

Halal bihalal lagi satu muslimruhr di Duisburg. Si akang sampai bingung, dia tanya emang normal ya kalau pesta/perayaan idul Fithri sampai 7 kali. Belum tahu dia kalau di Indonesia gimana....

Photobucket - Video and Image Hosting

Yang datang banyak banget, seratusan ada kali ya. Peserta mailing listnya aja ada sekitar 211 orang, jadi wajar deh. Seperti biasa makanan disediakan sama para ibu-ibu, masing-masing membawa makanan yang berbeda sesuai dengan keahliannya. Dan tahukah apa keahlian saya atau makanan yang biasa saya bawa untuk acara-acara pengajian, atau halal bihalal? Yang ringan-ringan saja, alias kerupuk. Tetapi pas momen ini agak gempor juga goreng kerupuk untuk hampir seratusan orang. Dan karena kerupuknya kerupuk Palembang berukuran besar (gak sempat pergi ke Venlo-Belanda buat beli kerupuk kampung atau kerupuk udang), harus digoreng satu-satu pula. Aihhhh..... rasanya jadi bandar kerupuk.
Acaranya ramai juga karena ada acara buat anak-anak kecil dan ada acara kabaret untuk anak-anak besar. Seru. Cuman yang gak seru ngantri makannya lamaaaaa, untung ladies first.
Tapi si akang sih suntuk abis. Apa pasal? Masalah klasik lah karena gak ada makanan veggie, hihihi.....

Comments

Anonymous said…
Ine , wah seminggu terahkir kamu sibuk sekali , banyak yg ngundang makan ( asyik he3 ), sempat bingung waktu kamu nulis "anak2" waktu ngelanjutin baca baru ngeh siapa "anak2"yg kamu maksud...lho kok puasa lagi , kan rhamadannya udah selesai ?? cuman nanya kok , agak bingung aja .
indie said…
Susie, bingung ya karena aku puasa lagi. Soalnya aku udah lama ngga nulis blog, jadi sekalian dari tgl 21 Oktober (pas tanggal itu masih puasa toh).
Ro, Topi Ophi emang keren buatku, tapi topiku malah lebih manis kalau Ophi yang pakai. Cuman kalo mau tukeran beneran gak mungkin dibolehin sama Ophi, hadiah anniversary sih. Ups, jadi bongkar rahasia. Sorry ya, Phi.

(ine)
Akhirnyaaa apdet juga heuheuheu...

Itu cerita yang di bu dewi kok ada yang disembunyikan yah? hahahhaha...leunca leuncaa...

Ne, mgu ini ga jadi ke dusi sama yang temen kampus, ada accident yang membuat nya eta harga diri..hihihii...ceritanya ntar yahh :wink:

tapi rabu teuteuppppp... okehhhhhh...nantikan jam 6 yahhh
Anonymous said…
waks, bkn cuman dirikuh yg kpengen topinya Op yak hihi. gw pgemar topi, dulu jaman blm pake krudung mah ngumpulin topi aja senengnya. skrg entah pd kmana...gak kbawa ksini. itu menu lebarannya slurp2 pisan euy...bikin aaah (yeee, lebarannya dah lewat jg yak hihi).
Anonymous said…
Teh Ine, maaf lahir batin ya... semoga Allah menerima ibadah kita semua :)

hayang seuri eta si Akang nanya.. sampe 7 kali perayaan :))
Greiche Gege said…
Iya,teteh cakep pake topi teh Ophi..:)
Itu makanan menggiurkan banget sih..
mana pake ada gulai iga segala..

Oh iya..sekalian maap lahir batin yah teh... kali2 ada salah yg ngga sadar...:)

Popular posts from this blog

Summary of August

Resolusi tahun baru

Akhirnya....