Kalau ada sumur di ladang, boleh kita menumpang mandi
Sejak kita pindah ke rumah baru, si akang punya kebiasaan baru… yaitu numpang mandi di kampus. Pasalnya adalah kamar mandi di rumah kita yang baru tidak punya shower yang nyaman. Keterangan doi senang mandinya showeran, sementara rumah yang sekarang tidak ada gantungan showernya sehingga kalau kita mau mandi showeran, gagang shower harus dipegang pakai tangan. Sebenarnya bisa saja sih kita pasang gantungan shower. Tapi masalahnya keramik yang terpasang di atas bath tub hanya setengah meteran tingginya. Jadi alhasil kalau maksain menggantung shower disitu dinding sekitar yang tidak tertutup keramik pasti basah dan mengundang jamur.
Sejak itu dia jadi tiba-tiba demen mandi di kampus. Apalagi kalau summer, bisa-bisa dia mandi lebih sering dari biasanya memang. Bisa sampai dua tiga kali sehari.
Pertama kali aku ngeh soal itu adalah tatkala kami minum kopi sore-sore di institut. Tiba-tiba baru ketahuan ada yang aneh dengan si akang. Ternyata dia pakai kaus terbalik, padahal tadi pagi pergi bareng aku ke kampus kaosnya dalam posisi yang benar. Kebaca jelas merek si kaos itu di bawah lehernya jelas-jelas : NIKE, Made in Indonesia. Langsung aku tanya dengan sengit: Kamu abis darimana? sama siapa? Ngapain aja? Hayo ngaku…. (jealous.com). Iya, kebayang ngga sih dia ngilang sekitar 20 menitan tiba-tiba muncul kembali dengan kaos yang terbalik. Apa kejadian yang kira-kira bisa menjelaskan itu semua? Tapi terus akhirnya dia menjelaskan kalau dia abis mandi di kampus. Saat itu summer, dan dia baru punya hobby baru mandi di kampus karena merasa kepanasan. Terus dia salah memakai kaos karena terburu-buru.
Di Jerman biasanya air hangat tersedia dengan dua macam cara, dipanaskan dengan water heater (seperti di Indonesia juga) atau dialirkan secara central dari apartemen tersebut. Sialnya apartemen kita itu pakai sistem yang pertama. Otomatis bayar listrik bulanan bisa lebih dari 50 euro sebulan. Itu mendingan tetangga kita ada yang sampai 100 euro-an. Bukan karena kita jarang mandi, ya, catat. Tapi karena mereka udah punya anak dsb. Dan mungkin karena si akang sering mandi di kampus, hihihi…. Untuk mandi air dingin, susah juga sih. Bukan karena manja, tapi suhu air di Jerman ini sekitar delapan derajat celcius. Mandi air dingin apalagi pas winter sih cari gara-gara banget deh pokoknya.
Sejak mendengar berita tentang perpanjangan beasiswaku yang ditolak, kami mencoba memikirkan berbagai cara untuk menghemat pengeluaran. Salah satu ide yang pertama kali muncul (tentu saja dari benak si akang) kalau aku juga mulai ikut mandi di kampus. Duhhh sedihnya. Dan kadang ini dianggap becandaan diantara kita, daripada stress mikirin hidup yang semakin susah. Iya ngga? Jadi ingat lagu... mandi pagi sudah biasa, mandi sore sudah biasa, tidak mandi tidak biasa, mandi di kampus harus dibiasakan, hehehehe....
Untung sebelum benar-benar kejadian aku harus mandi di kampus, aku dapat surat cinta dari contact personku di DAAD kalau beasiswaku diperpanjang selama 4 bulan. Aku langsung telefon mbak Triana yang satu program denganku di DAAD: Mbak, aku ga jadi harus mandi di kampus. Horeeeee…..
PS. Untuk yang menduga orang bule itu jarang mandi, salah besar. Tergantung orangnya. Dalam kasus si akang, dia sih mandinya lebih sering dari aku. Duh….
Sejak itu dia jadi tiba-tiba demen mandi di kampus. Apalagi kalau summer, bisa-bisa dia mandi lebih sering dari biasanya memang. Bisa sampai dua tiga kali sehari.
Pertama kali aku ngeh soal itu adalah tatkala kami minum kopi sore-sore di institut. Tiba-tiba baru ketahuan ada yang aneh dengan si akang. Ternyata dia pakai kaus terbalik, padahal tadi pagi pergi bareng aku ke kampus kaosnya dalam posisi yang benar. Kebaca jelas merek si kaos itu di bawah lehernya jelas-jelas : NIKE, Made in Indonesia. Langsung aku tanya dengan sengit: Kamu abis darimana? sama siapa? Ngapain aja? Hayo ngaku…. (jealous.com). Iya, kebayang ngga sih dia ngilang sekitar 20 menitan tiba-tiba muncul kembali dengan kaos yang terbalik. Apa kejadian yang kira-kira bisa menjelaskan itu semua? Tapi terus akhirnya dia menjelaskan kalau dia abis mandi di kampus. Saat itu summer, dan dia baru punya hobby baru mandi di kampus karena merasa kepanasan. Terus dia salah memakai kaos karena terburu-buru.
Di Jerman biasanya air hangat tersedia dengan dua macam cara, dipanaskan dengan water heater (seperti di Indonesia juga) atau dialirkan secara central dari apartemen tersebut. Sialnya apartemen kita itu pakai sistem yang pertama. Otomatis bayar listrik bulanan bisa lebih dari 50 euro sebulan. Itu mendingan tetangga kita ada yang sampai 100 euro-an. Bukan karena kita jarang mandi, ya, catat. Tapi karena mereka udah punya anak dsb. Dan mungkin karena si akang sering mandi di kampus, hihihi…. Untuk mandi air dingin, susah juga sih. Bukan karena manja, tapi suhu air di Jerman ini sekitar delapan derajat celcius. Mandi air dingin apalagi pas winter sih cari gara-gara banget deh pokoknya.
Sejak mendengar berita tentang perpanjangan beasiswaku yang ditolak, kami mencoba memikirkan berbagai cara untuk menghemat pengeluaran. Salah satu ide yang pertama kali muncul (tentu saja dari benak si akang) kalau aku juga mulai ikut mandi di kampus. Duhhh sedihnya. Dan kadang ini dianggap becandaan diantara kita, daripada stress mikirin hidup yang semakin susah. Iya ngga? Jadi ingat lagu... mandi pagi sudah biasa, mandi sore sudah biasa, tidak mandi tidak biasa, mandi di kampus harus dibiasakan, hehehehe....
Untung sebelum benar-benar kejadian aku harus mandi di kampus, aku dapat surat cinta dari contact personku di DAAD kalau beasiswaku diperpanjang selama 4 bulan. Aku langsung telefon mbak Triana yang satu program denganku di DAAD: Mbak, aku ga jadi harus mandi di kampus. Horeeeee…..
PS. Untuk yang menduga orang bule itu jarang mandi, salah besar. Tergantung orangnya. Dalam kasus si akang, dia sih mandinya lebih sering dari aku. Duh….
Comments
dulu sbl marco dpt kerja akademisi, dia kerja gajinya kl di euro cuma 900 euro ! padahal kita dah kawin dan dia harus ngurusi aku jg. tp hebadnya masih bisa nabung ne.
hebad juga ide bojo mandi di kampus. emang paling gedhe itu pengeluaran dr shower lo ne. anakku dah tak kasih tau, krn kita harus bayar ekstra tahun ini. saran si nienke kl mo mandi : bak plastiknya dipenuhi air dulu ma, kl baknya dah penuh, airnya dimatikan ya.. jadi kita bisa hemat air.
oke ne.. wah, itu makan2 lebarannya bener2 manstaaaaaap...
baedeweh ne, met hari raya idul fitri 1427 h yaaah :)
eh naha nya saya liat iklan di internet, mbak eta teh masang iklannya deui? wakssss
* sedang sakit nih tapi memaksakan diri mampir ke blogmu *
Wah ide mandi di kampus boleh juga tuh , betul kata si Inot , suseh2 dulu entar mandinya di jacuzzi atau spa , aku juga sering ngingetin anakku supaya nggak terlalu lama mandi , tapi yah namanya anak2 , walaupun sering di ingetin masih sering 30 menit di bawah shower yg basah cuman punggungnya doang , dan kalau di tegur "kok mandinya lama sekali "jawabnya "baru aja Mam , lihat aja cuman punggungku yang basah "....dasar anak2 , ortunya yang puyeng dapat tagihan rekening electricity yg banyak.......
Entar juga Ine ngalami kayak begini ...kalau si kecil Ine atau si kecil Arnulf nongol .....hihihi )
(Susie)
Eh, soal software keuangan itu bisa kok pake currency apa aja. Dulu aku pakenya $ sekrg dirubah aja ke EGP.. kyknya gak ada pengaruh apa2 deh Ne.
Lucu juga kali yah punya suami bule.hihihi...^_^
Wie gehts mit dir? Ich hoffe du bist schnell besser mit deiner bronchitis.( hihihi salah tulis yah ) , mit mir gehts besser .
cepat sembuh ya .......
*daily-susie.blogspot.com*
sori nih telat, soalnya abis lebaran langsung disuruh pergi kongres seminggu, pulangya cuma sempet ke Bonn, abis itu sakit lagi seminggu hihihi....kalo udah masuk winter begini bener2 pingin mudik :)
*dias*