Pengorbanan seorang vegetarian

Suamiku seorang vegetarian. Kalau topik ini, mungkin semua orang yang mengenal kami mengetahui hal tersebut. Si akang ini memulai karier menjadi seorang vegetarian pada saat dia berumur 6 tahun (karena tidak tega terhadap hewan) dan pada usia 8 tahun dia menjadi strick vegetarian alias vegan, selain tidak makan daging juga tidak makan produk yang berasal dari susu dan telur. Alhasil sebagai istri saya repot juga dalam urusan masak-memasak. Tetapi untunglah sekarang sudah agak lebih fleksibel. Sudah bisa mengkonsumsi telur (tetapi jenis freilandhaltung atau telur yang berasal dari ayam yang tidak dikandangin, hihihihi... bahasanya), meskipun tidak dalam bentuk jelas-jelas telur. Jadi apabila memasak orak-arik, telur dadar atau telur ceplok, jangan harap dia bakalan melirik. Tapi kalau tersembunyi di dalam bakwan jagung, tahu atau tempe goreng tepung meski agak sedikit dimanipulasi jumlahnya (tidak hanya dalam anggaran proyek yang bisa dimanipulasi) hanya yang ini dikurangi dan bukan dilebihi. Kalau ditanya, bakwan jagung ini hanya mengandung satu telur, psssttt... padahal bisa tiga telur lho sebenarnya.

Nah aku semenjak tahun kemarin menyandang sebuah misi khusus untuk mengajak dia ikutan kurban.Ini sejarahnya.

Ine: Schatz, sebenarnya kurban itu hampir wajib lho untuk yang mampu
SA: Maksud kamu kurban hewan? (ekspresi muka berubah ketakutan)
Ine: iya
SA: Kenapa sih kalau mau berbuat baik, kan lebih baik menyumbang atau sedekah ke panti asuhan atau mesjid, kenapa harus kurban?
Ine: Kurban kan bertujuan baik, Schatz. Untuk menjembatani perbedaan si kaya dan si miskin misalnya, kasihan kan mereka tidak mampu.
SA: Kenapa orang miskinnya gak makan sayuran saja?
Ine: Ya, mereka kan bukan vegetarian. Mungkin makan daging saja jarang
SA: Saya juga ngga makan daging juga sehat-sehat saja dan kuat (mulai cemberut). Ini bukan masalah uangnya lho ya.
Ine : (garuk-garuk kepala, rubah strategi) ya, tapi kamu kan tahu sendiri sejarahnya nabi Ibrahim. Dia bahkan mengorbankan anaknya sendiri untuk Allah
SA: Tapi kan diganti dengan kambing
Ine : Iya, tapi kan pertamanya beliau tidak tahu. Jadi mungkin itu intinya, Schatz. Pengorbanan. Seberapa besar seseorang bisa berkorban atas nama Allah. Jadi mungkin seorang vegetarian juga bisa dilihat seberapa besarnya dia dapat berkorban atas nama Allah dengan cara kuban.
SA: Kamu bener sih. Iya, udah. Diatur aja buat kurban di Indo atas nama saya. Tapi kamu yang ngurus ya?
Ine : Ok (proyek berhasil)

Keesokan harinya
Ine : Schatz, by the way saya lupa nanya nih. Kamu mau kurbannya sapi atau kambing nih?
SA : (Berteriak histeris). Waaaaaa.... ga tega ngebayanginnya. Terserah aja kamu yang ngatur. Kan saya udah bilang saya setuju, tapi jangan ditanya-tanya begitu dong.
Ine: (guilty feeling)

Esok lusa
SA : Saya kemarin udah baca-baca tentang zakat dan kurban
Ine : Jadi???
SA : Kok ngga pernah ada yang ngasih saya zakat ya? Kan muallaf termasuk orang-orang yang berhak menerima zakat
Ine : nih ada satu euro, atau daging kurban mau?
SA : Arghhhhh (berteriak histeris)

Ine dan Arnulf mengucapkan selamat hari raya idul Adha

Comments

si inot said…
hehehehe... loetjoeeeeeee...
oh jadi swami veganistisch toch.. lain kali gini ne, dirayunya, kl dlm agama, binatang ttt yg makan rumput, emagn diciptakan untuk dimakan oleh manusia.. dah takdirnaya geto.hihi. dus kapan nyate nih di rumah.
The_Fathins said…
hihihi....teh Ine sering bergaul sama Ophi, jadi hobi ngabodor oge :). Kasian itu si akang mo dikasih daging kurban hahaha....
Anonymous said…
hahahhahahaa, salam buat arnulf dan selamat utk ine yg berhasil membuat arnulf mau kurban, alhamdulillah yah,... selamat ine anda pintar.

Metta
Anonymous said…
Tidak bisa bayangin In , bagaimana hidup sbg vegetarian ...bayangin nggak makan sate lagi aja dah ngiler ...

Tapi aku justru hormat ama orang vegetarian + vegan , idealisme mereka tinggi sekali ya ...

sering masak sayur asem dong ??? hehehe
indie said…
Hihihihi jadi banyak topik satenya. Hidup seorang vegetarian kelihatannya gampang kok, yang susah itu hidup seorang istri vegetarian yang bukan vegetarian, Sus ;)
Seringnya masak tahu dan tempe, sayurnya palingan sayur lodeh, Sus. Psst, aku gak bisa masak sayur asem. Tetepan aja meski aku udah bilang binatang itu diciptakan Allah untuk manusia dan nantinya masuk surga (meski aku juga ga tau pasti ya), tetepan gak mau makan daging tuh.
Anonymous said…
ine aku baru liat lg pas gendong anak bayinya mukamu stress bgt yah :)

metta
Anonymous said…
bener juga ya Teh, yang repot tuh istrinya :D.
hebat tapinya, bisa bikin Arnulf mau berqurban hewan kaki empat ;)

Popular posts from this blog

Summary of August

Resolusi tahun baru

Akhirnya....