Laporan mudik

Maaaapppp! Baru sempat update, blogwalking juga blom terjelajahi semua (duhhh bahasanya). Maklum jetlagnya kelamaan ampe 7 hari 7 malem, tadi pagi jam 7 susah banget bangun. Berarti udah sembuh jetlagnya hihihihi... soalnya biasanya jam 4 pagi udah bangun dengan rajinnya. Padahal biasanya sih gak pernah. #

Laporan mengenai Bandung:
Sepertinya problem sampah sudah terpecahkan. Tidak ada lagi sampah-sampah yang bertebaran di pinggir-pinggir hingga tengah-tengah jalan seperti dulu, ribuan lalat yang populasinya meledak akibat sampingan dari sampah juga tidak terlihat. Alhamdulillah.
Cuaca banyak hujan dan berangin, temperatur cukup dingin. Jadi teringat Bandung tempo doeloe. Tapi lalu lintasnya sih semakin padat dibandingkan dengan tahun lalu. Motor semakin banyak dan kecelakaan motor juga dilaporkan meningkat. Banyak jalan searah, maksud hati pergi ke Jl. Pasteur, apa daya kenapa berputar-putar di Wastukenca, Purnawarman, Taman Sari, balik lagi Wastukencana... akhirnya ambil jalan flyover, yang juga belum hafal. Huaaaaa.....
Banyak sekali restaurant dan anehnya pengunjungnya juga banyak. Di setiap jalan-jalan sepertinya tumbuh 1-2 restaurant baru. Tapi yang jelas, mereka saling bersaing dengan kekhasannya masing-masing. Oleh-oleh Bandung juga berubah terus, dulu dimulai dari yang konvensional seperti peuyeum dan oncom, berubah jadi sus merdeka, lalu pisang molen, brownies Bandung, batagor, terus gebrakan lagi dari brownies kukus, sekarang konon cheesecake pula turut naik panggung. Waks, semakin ramai saja...

Ini laporan sekilas dari pulang kampung kemarinnnn.



1. Reuni keluarga
Pastilah senang kalau bisa bertemu ayah, ibu, kakak, adik, tante, nenek, sepupu, keponakan dan saudara-saudara yang lain. Bagi teman-teman yang tengah merantau pastilah sama, no? Sayang gak semua bisa dikunjungi karena terbatasnya waktu. Bhwaaaaa, hiks.... insya Allah, kunjungan berikutnya ya.
Berbicara soal keluarga, pada saat liburan kemarin maksud hati mengunjungi sepupu kakek yang tengah sakit (baru keluar dari ICU) tetapi Allah berkehendak lain dan memanggil beliau tepat pada saat kami menjenguknya. Inalillahi, langsung teringatkan akan masa hidup yang memang sementara ini. Di Bandung tiba-tiba jadi rajin shallat (tersipu-sipu), tolong doain ya moga-moga sesudah kembali ke Jerman juga tidak belang-betong terus.... Masa sama si akang aku masih kalah rajin shallatnya.

2. Program olahraga
It was really a big joke. Usaha sih ada, tapi minim sekali hihihi... dari dua minggu liburan hanya sekali niat lari pagi dilaksanakan. Itu pun berujung dengan hujan, sehingga hanya nongkrong di mobl yang diparkir di Gasibu. Tapi akhirnya setelah hujan, dipaksain juga jalan kaki beberapa keliling diselingi ngobrol dengan teman lama S2 dulu. Namanya neng Indrawati. Sekarang dia udah jadi ibu dosen di peternakan Unpad.

3. Beresin kamar dan gudang
Surprise, surprise, ternyata aku hampir tidak punya pakaian di rumah. Waks. Aku serius udah beneran pindah ke Jerman berarti yahhhh. Tidak menyangka. Tapi buku-buku tetap banyak, buku-buku "terlalu serius" aku kirim ke tante, sementara buku-buku yang lainnya aku kasihkan ke adiknya Ophi. Mudah-mudahan bisa dibaca sewaktu senggang.

4. Salon dan pijat
Selama 2 minggu di Bandung, aku pergi creambath dan potong rambut hanya sekali di salon Nurita (dekat BAAK ITB). Biaya hanya Rp. 58.000. Bandingin sama potong rambut di Jerman €22,- tanpa creambath.
Selama 2 minggu aku pergi 3 kali pijat dan lulur. Aku pergi untuk dipijat ke dua kali ke Bersih Sehat di Jl Tirtayasa. Tarifnya Rp. 60.000,- per jam dan kita bebas memilih mau pake cream biasa, message oil atau aromatherapy tanpa biaya tambahan. Mungkin agak lebih mahal dari pijat biasa tetapi swear worth it. Tempatnya asli bersih banget, tempat untuk wanita terpisah, kamar mandinya ok, ada emergency exitnya pula (hihihi..). Btw, dia tuh punya sertifikasi ISO 9001. Sesudah pijat, badan terasa ringannnn banget. Peraturannya agak strict juga sih seperti dilarang menggunakan HP dan dilarang mengobrol dengan pemijat di luar masalah pijat. Jadi sepi, hening dan relaks banget suasananya, sesekali ada komentar. Mbak, terlalu keras, kurang keras.
Tiga hari sebelum balik ke Jerman, iseng-iseng coba lulur di Cipaganti. Tempatnya (dari luar) sih salon gede dan keren. Biayanya sekitar Rp. 45.000,- Tapi gimana ya, buatku pijat itu adalah masalah pribadi dan tertutup, one to one relationship. Masalahnya pemijat ada 2 orang, jadi perasaan pada saat dipijat seperti digerayangi gurita, hihihihiihihi... not really nice one. Jadinya aku gak bisa relaks dan menikmati, dan malahan tegang gak jelas gitu.

5. Asli 2 minggu itu gak cukup sama sekali untuk berwisata kuliner di Bandung. Alasannya list makanan terlalu banyak sedangkan waktu terlalu sempit, sehingga hari-hari terakhir udah keburu saturated. Gak bisa jajan apa-apa lagi, biar kata dipaksain kayak apa juga. Untungnya bakso Akung, lomie ayam (yang ini tetap seenak yang dibayanginnnn), bubur pak Oyo, kupat tahu Gempol (dan kupat tahu-kupat tahu lainnya), serabi oncom Cihapit (uenakkkkknya), martabak manis dan asin Jl. Cihapit, batagor Trunojoyo dan Kopo, sate padang Unpad, bakso tahu di Cikaso, gehu dan combro Jl. Cendana, hoka-hoka bento (makan di Bandara sebelum take off, masih nyempetttt tuh), gurame bakar di Cibiuk. Sempat makan mie ayam di Yami-yami Jl Sunda. Rasanya mirip-mirip bakmi GM sih. Ya, emang enakan bakmi GM sih, tapi mesti ke Jakarta dulu deh.
O, iya dua kali makan di Sambal ijo di Jl. Natuna, asli enakkk banget dan gak usah nunggu lama karena sistemnya rada mirip di rumah makan Padang. Jadi begitu datang langsung dihamparkan berbagai nampan isi ayam goreng (dengan rasa mirip ayam pop, enaknya sampai ke tulang), ati ampela goreng, aneka pepes (pepes ikan teri yang paling enak), perkedel jagung dan (sejenis perkedel dengan penampilan seperti odading dengan tekstur sedikit kenyal). Dan harganya murah untuk ukuran resto. Sayangnya tidak sempat diabadikan karena setiap kesana sudah tidak kuat menahan lapar.
Dua kali pula makan di Ra cha (di Cihampelas Walk - Ci Walk), resto Thailand. Formatnya mirip-mirip Hanamasa dimana kita bisa menggrill atau/dan merebus makanan pilihan kita. Bedanya hanya banyak gorengan dan tidak dalam format all you can eat, tetapi juga self service. Saus dan sambalnya pun variatif dan enakkkkk.
Segala makanan sunda homemade yang ngangenin buatan Mami pun hampir semua dibuatkan, mulai dari pepes oncom, ulukuteuk leunca, tahu kukus sumsuam, tumis paria teri, ikan asin sepat bumbu cabai hijau.
Alhasillll berat naik 3 kilo, pas hari-hari terakhir malah gak bisa ngebayangin kalau harus jajan iga bakar konro di Daeng Tata. Takut tambah buleuuuudddd dan emang udah asli gak bisa ngebayangin makanan lagi. Ngeliat makanan juga udah gak nafsu lagi.Eh pas sekarang udah pulang ke Jerman nyesel bangettttt

6. Beli buku dan kaset Indonesia. CD Indo yang dibeli hanya 2: yang pertama the best-nya Rossa. Yang lainnya CD kompilasi dari Ami award. Buku: 3 buku resep Cina vegetarian halal di Gramedia, diet berdasarkan golongan darah dan buku barunya Habiburrahman El Shirazy (pengarang Ayat-ayat cinta), judulnya Ketika cinta bertasbih (KCB). Aku terus terang jauh lebih suka dengan Ayat-ayat cinta-nya. Di KCB, terlalu banyak tokoh dan karakter.
Ke pasar baru beli daster Batik Rp. 20.000,- an plus beli mukena dan kaos buat Arnulf (kaos putih bertuliskan Bandung Tempo Doeloe yang sepertinya kekecilan meskipun ukurannya L). Mau foto sihh cuman banyak orang. Tapi, swear pasar baru sekarang keren deh, gak becek dan bingung kayak dulu. Cuman penempatan eskalator bikin orang bingung, tapi copet sih tetep aja banyak katanya sihhh. Gak liat langsung. Tapi yang namanya copet itu kan universal, di Eropa juga banyak.

7. Mall
Sebenarnya aku gak terlalu mall mania, swear (dengan hidung bertambah panjang hihihi.. alias boong). Hanya berhubung sekarang banyak banget hotspots di mal-mal (BIP, Paris van Java- mall baru di jalan Sukajadi, BSM dan beberapa tempat lainnya), dimana kita bisa online internet menggunakan PDA atau laptop (yang ada wLANnya) secara gratis dunk. Kalau bayar mah males. Kecepatannya memang gak bisa dibandingkan dengan di uni misalnya, tapi lumayan dibandingin dengan warnet biasa.
Mall di Bandung juga sepertinya berlomba dengan segala cara untuk menarik orang dengan berbagai hal. Misalnya di BSM (bukan promosi BSM yahhh) ada parade barongsay pas imlek, dan sekarang juga ada snow hall-nya. Jadi tempat yang penuh dengan salju (kayaknya pakai snow maker bikinnya) dan disana kita bisa main snowboard, lihat salju atau bikin orang2an salju. Aku liat juga kesana (karena penasaran sihhh) tapi gak masuk. Orang dari berbagai penjuru Jawa Barat (Tasik, Kuningan, Indramayu, Cirebon dll) datang khusus untuk melihat tempat ini, tetapi banyak juga yang tidak jadi masuk karena harga tiketnya Rp. 40.000,- Kasihan ya sudah pergi jauh-jauh.

8. Kopdar
Pertama kali ketemuan dengan Nisa, aku diculik dengan suka rela hihihi... ke daerah Ranca Kendal gitu, Roemah Joegloe namanya. Makan nasi liwet ikan asin. Enakkkkk banget, dan viewnya juga bagus banget. To be honest, kopi darat itu kenapa selalu menegangkan yahhh, meskipun udah sering ngobrol dan saling komentar di blog, tapi kalau belum pernah ketemu sempat tegang juga sih. Nisa ini pacarnya Ibang, anak Biologi 92 teman kuliahku dulu. Anaknya baik dan manis banget. Ibang beruntung banget nih. Dan mereka sedang merencanakan mau menikah mungkin akhir tahun ini. Aduh mudah-mudahan lagi ada di Indonesia ya. Pengen banget deh dateng.
Btw, makasih buat syal dan batagornya yahhhh. Udah ngerepotin, ditambah dikasih batagor Kopo pula satu peti. Waks...
Tadinya berencana kopdar juga dengan Hani (anak ITB angkatan 94 yang sekarang jadi dosen ITB). Sayangnya karena agak2 missunderstanding (smsku nyampenya telat) gak jadi dehhh main ke ITB sekaligus ketemuan. Akhirnya kita janji kopdarnya di Düsseldorf aja bulan April ini.

9. Ke Jakarta.... gak jadi, huaaaa.... . Pasalnya waktu 2 minggu itu ternyata teramat sempit, saudara-saudara. Rencana tadinya ke yayasan srikandi juga batal. Dan ternyata yayasan tersebut sudah ganti nama pula. Dulu ada yayasan wanita Indonesia yang menikah dengan pria asing, namanya yayasan Srikandi. Dan karena aku lagi membutuhkan suatu informasi tertentu, jadi browsing alamat dan nomer telefonnya di internet. Tetapi ternyata sekarang yayasan Srikandi itu yayasan untuk para waria. Dan yayasan Srikandi yang dimaksud sudah berubah menjadi yayasan aliansi pelangi antar bangsa (APAB). Anyway, gak sempat juga kesana karena tempatnya rada jauh sih.

Laporan soal perasaan pada saat mudik dan pulang kembali:
Campur aduk. Entah dengan teman-teman perantau yang lain. Sepertinya konsekuensi langsung yang terasa menjadi perantau adalah you feel sometimes that you are not belong anywhere. Jadi rada-rada bingung selalu terasa. Mana si akang sakit pula pada saat ditinggal pulang ke Bandung. Waks, memang aku pulang ke Bandung sendirian. Makanya hanya 2 minggu. Dia lagi sibuk dan memang kerja part time pula setiap Sabtu. Bosnya orang Palestina yang juga pulang kampung pada saat yang sama, jadi si akang mesti jaga gawang. Lagipula dia ingin menyelesaikan kerja labnya. Tapi karena sakit, ya terhambat juga sih jadinya.

Comments

putri said…
Hihihi.. kebayang lah kalau 2 minggu tuh gak cukup :D Gimana gak naik berat badan..hihi... makananya menggoda selera gitu.

Lho kok pakai jetlag? Kalah ma Bilah dong tante hihihi..

Ayoo kapan mau ke Hamburg? Itu lapis legit bukan bikin sendiri. Mas Agus lagi pengin, trus saya beli sekalian aja buat Ophi pas mau datang hehe.. Ntar dibeliin deh kalau ke Hamburg atau saya ke Düss balikin tupperwarenya Ophi :P
Asikkkkkkkkkkkk udah apdetttt...jam 7 pagi liat Lomie ayam... hikssssssssss....

slurppppp......

Etaaa foto di Jonasss...akhirnya liat hahahha...bagussss neee...

Komen paragraf terakhir, ada istilah "Home is where the heart is", naaahh hatimu kan sudah sama model yang pake baju Bandung Tempo Dulu ituhhh.. (boleh minta ttd ngga? huhehhe)...

Jadi..yah you belong here getuhh..
okehhhh...bulatkan tekad...
(naon sihh hihihi)

ieu komen panjang pisan nya? efek ningali lomie taahh.. cari resepnya ah di Internet ada ga yah?
mom4kids said…
Welcome Back Inne ...

Wah baru pulang dari mudik nih , hanya naik 3 kilo ??? untunglah cuman 3 kilo ,di bandingkan banyaknya menu makanan yg super enak yang sempat di santap ..hihihih ...( saya liat motonya sambil ngecees ..... )

Turut berduka cita utk saudaramu yang meninggal ya , kok pas ketepatan kamu menjenguk , betapa kita nggak pernah tahu dengan rencana Tuhan yg kadang sangat tiba2 datangnya ...
mom4kids said…
motonya : fotonya ...duh salah tulis tuh , sorry
Anonymous said…
wah sempet juga nih foto2 di jonas:D ceileeehh gayanya..mau donk fotonya elma theana :P
ya mudah2an teh ine lg di bandung pas nikahanku yah!aku juga pgn banget teh ine ama akangnya dateng.ntar pasti aku kirim undangannya oke ;)
doain yah teh...
si inot said…
senengnya ... makan2 teros.. hehehe...

cuaca bagus ya ne.. lagi beres2 nih..
Anonymous said…
Aduh, jadi kangen Bandung. Terakhir ke Bandung lebaran kemaren. Kayaknya baru bisa ke Bandung lagi pas liburan sekolah deh, nganter para beubeunyit :)

Soal berat badan, kemarin saya usaha ngurangin waktu mau naek gunung. Hasilnya, malah naek 1,5 kg, sekarang sdh hampir 80 kg :))
Anonymous said…
hwahaha...kocak bgt itu yg yayasan srikandi jd yayasan waria. beneran bkn yayasan itu yg dimaksud neh? wakakakak. eh, tp ngomong2...itu yayasannya ngurusin apa sih utk prempewi2 indonesia yg nikah dgn pria asing? qta kan senasib lho bow hehehe...
Piw said…
teh bukannya yayasan srikandi itu dari dulu emang udah ngurus waria?
dessiwulan said…
Waaa Senangnya muDiK.....
aduh jadi kabita...
Ne, crita kita2 bertiga yang di rumahmu tea bLom ada yah? padahal saya mau nyontek, hehehhehe

salam,
dessi
SE said…
aduhh ngiler liat jajanannya...klo mudik lagi giliran kopdar sama Shazma yah aunty ine..yukk main kerumahku yukkk...btw kaos bandungnya beli dimana??hehe

Popular posts from this blog

Summary of August

Resolusi tahun baru

Akhirnya....