KISAH SEDIH

Kisah 1:

Seseorang duda tua berusia lebih dari 70 tahun jatuh cinta. Pada seorang dara berumur 21 tahun yang mata duitan? salah besar. Pada seorang janda setengah usia yang genit dan kepingin morotin sang kakek? Juga bukan. Kakek tersebut jatuh cinta pada seseorang nenek berusia 60 tahun-an yang juga telah ditinggal meninggal oleh suaminya. Nenek tersebut kebetulan adalah adik dari istri sang kakek yang telah meninggal dunia. Mereka saling jatuh cinta, meski sang nenek terlihat lebih malu-malu dan tidak seterbuka sang kakek. Mereka saling menelefon dan saling berkunjung ke rumah masing-masing. Alangkah indahnya kalau pasangan tua tetapi saling mencintai tersebut berakhir diujung pernikahan dan saling menemani hingga maut menjemput. Sayangnya itu tidak bisa terjadi pada saat ini, entahlah apa akan terjadi atau tidak. Anak-anak dari kedua pasangan malang tersebut tidak menyetujui hubungan itu. Anak-anak dari sang kakek protes dan mengeluh bahwa sang kakek jatuh cinta karena kebanyakan nonton sinetron yang menimbulkan rasa romantis berlebihan dan tidak setuju karena calon istri sang ayah adalah adik dari ibu mereka sendiri. Entah apakah mereka akan lebih setuju bila sang kakek ingin memperistri gadis genit yang lebih muda dari mereka yang jelas-jelas tidak memiliki hubungan darah. Anak-anak dari sang nenek pun tak kalah keras memprotes. Bahkan kedua belah pihak anak-anak membikin konspirasi untuk memboikot hal tersebut. Ujung punya ujung ternyata hal tersebut karena ketakutan anak-anak dari dua belah pihak akan kehilangan hak atas kepemilikan orang tua tunggal mereka tersebut. Disadari ataupun tidak disadari oleh mereka. Kisah yang sedih.


Cerita 2:

Seorang kakek yang sangat kaya raya lain hendak memperistri seorang wanita sebagai istri kedua. Istri pertamanya mengalami gangguan jiwa sejak 20 tahun yang lalu. Dapat dimengerti mengapa kakek tersebut akhirnya memutuskan untuk berpoligami. Kakek tersebut berjanji pada anak-anaknya untuk selalu mengurus dan merawat ibu mereka selaku istri pertama dan tidak mengabaikannya begitu saja. Mereka awalnya sangat menentang keputusan ayah mereka dengan berbagai alasan terutama atas nama kepentingan ibu mereka. Sadar atau tidak disadari mereka takut kehilangan hak atas kekayaan ayah mereka, tetapi hal tersebut tidak dikatakan karena tentu saja tidak etis. Pada akhirnya mereka mengalah, ayah mereka pun menikah. Tidak berapa lama sang ibu tiripun menunjukkan taringnya. Harta ayah mereka dikuras habis hingga hampir tidak bersisa dan meninggalkan ayah mereka tanpa bekal apapun. Cerita pahit.


Apa salahnya dengan perjanjian berkekuatan hukum yang dibuat antar anggota keluarga. Bukankah itu bisa mengatasi banyak permasalahan. Kisah 1 kandasnya cinta di ujung usia senja tidak akan terjadi, kisah 2 yang berakhir dengan diperasnya harta sang kakek dan sesudah itu ditinggalkan begitu saja tanpa harta sedikitpun tidak akan terjadi. Apakah Islam melarang adanya perjanjian seperti itu? tidak. Itu semua karena kultur atau adat kebiasaan yang mentabukan banyak hal tanpa alasan jelas. Urusan ewuh pakewuh yang akhirnya menimbulkan banyak sad ending pada episode akhirnya. Dan justru bila sad ending itu terjadi, hubungan antar keluarga justru tidak akan bisa dipulihkan kembali.




Comments

Popular posts from this blog

Summary of August

Resolusi tahun baru

Akhirnya....